.

Arti sebuah kata kata

Rabu, 21 Oktober 2009


"Jiwa dari sebuah penghargaan tidak berada dalam barang yang Anda berikan,
tetapi justru ada dalam kata-kata yang keluar dari mulut Anda."

Seorang Ibu terheran-heran melihat putrinya yang habis merayakan ulang tahun
lebih sibuk mencari-cari dan mengumpulkan kartu-kartu ucapan dari
teman-temannya. "Kenapa engkau tidak membuka kado-kado itu dan melihat
isinya?"
Ibu itu penasaran, karena hadiah yang dibelikannya pun ---sebuah gaun pesta
yang mahal-- juga tidak segera dibukanya.
Ayo sayang, lihat dan buka hadiah dari Mama dan Papa .. katanya.
Sebentar ya Ma .. kata gadis kecil itu sambil terus menyusun kartu-kartu
untuk dibacanya.
Lama gadis cilik itu membaca kartu-kartu sambil berbinar dan terkadang
tersenyum, tertawa dan tampak serius membacanya.  
Sang Ibu tentu menjadi gusar dan jengkel karenanya, karena ia berharap
putrinya segera membuka hadiah darinya dan ia pun sudah mebayangkan
teriakan, "Terimakasih ya Ma !" serta ciuman terimakasih dari puterinya. Ia
membayangkan bagaimana putrinya bahagia mendapatkan gaun pesta yang spesial
yang ia belikan.

Namun sebelum ketidaksenangan sang Ibu berlanjut, gadis itu rupanya sudah
memahaminya. "Ma, maaf ya ... bukan mengabaikan kado Mama, tetapi
ucapan-ucapan ini lebih berharga bagiku. Kata-kata dari teman dan sahabat
ini lebih berjiwa dari pada barang-barang yang mereka berikan, karena
kata-kata ini, betapa pun sederhananya sungguh-sungguh keluar dari hati
mereka. Itu kenapa aku lebih memilih membaca kartu-kartu ini terlebih
dahulu..."
Sang Ibu tidak bisa berbicara banyak mendengar ungkapan hati puterinya.
Terlebih, dalam bungkusan kado yang disiapkannya, ia tidak menyiapkan kartu
dan kata-kata ucapan ....

REFLEKSI
Betapa banyak dari kita sering terpesona atau menganggap hadiah berupa
barang-barang yang mahal akan membahagiakan. Padahal kata-kata ucapan yang
tulus sebenarnya merupakan hadiah termahal yang kita bisa berikan dan atau
terima.

Rumus tepat untuk mecapai cita-cita


"Tidak ada rumus tepat untuk mecapai cita-cita, tetapi matematika dapat
membantu Anda mencapainya."

Seorang anak sedang belajar matematika. Ia sadar dan terheran-heran,
bagaimana manusia bisa sampai kepada angka-angka dan rumus-rumus yang begitu
rumit. Dua tahun sebelumnya, dia belajar tentang bilangan yang cukup
sederhana. Dan angka-angka itu sangat logis, mudah dan tidak memusingkan.
Kali ini ia sadar, bahwa selain bisa disebut dengan cara berbeda, bilangan
ganjil, bilangan prima lah dst. Satu angka ternyata bisa diperoleh dengan
cara yang berbeda-beda juga. Bukankah angka 4 bisa diperoleh dari 1+1+1+1
atau 2+2 atau 6-2 atau 8:2 atau 2 pangkat 2 dan seterusnya?

Keberhasilan, kemampanan, kebahagiaan, keculupan materi, atau tujuan hidup
Anda lainnya, bisa Anda peroleh dengan berbagai macam cara. Ada yang
menggunakan formula 1+1+1+1 (Anda menapak dari bawah) atau Anda mendapatkan
durian runtuh, dengan formula 8:2 (formula pemberian), bisa jabatan, warisan
dan seterusnya. Atau formula 6-2 yang tidak direkomendasikan. Formula mana
yang Anda pakai untuk mencapai cita-cita Anda?

Sesuatu yang benar tidak selalu populer dan sesuatu yang populer tidak selalu benar.


Sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api. Jalur
yang pertama adalah jalur aktif (masih sering dilewati KA), sementara jalur
kedua sudah tidak aktif. Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang tidak
aktif (tidak pernah lagi dilewati KA), sementara lainnya bermain di jalur KA
yang masih aktif.

Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi.
Kebetulan Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA
tersebut. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah
tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang
bermain??? Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak yang sedang
bermain di jalur KA yang tidak aktif. Atau Anda akan membiarkan kereta
tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?

REFLEKSI
Sebagian besar orang akan memilih untuk memindahkan arah kereta dan hanya
mengorbankan jiwa seorang anak. Anda mungkin memiliki pilihan yang sama
karena dengan menyelamatkan sebagian besar anak dan hanya kehilangan seorang
anak adalah sebuah keputusan yang rasional dan dapat disyahkan baik secara
moral maupun emosional.

Namun sadarkah Anda bahwa anak yang memilih untuk bermain di jalur KA yang
sudah tidak aktif, berada di pihak yang benar karena telah memilih untuk
bermain di tempat yang aman? Disamping itu, dia harus dikorbankan justru
karena kecerobohan teman-temannya yang bermain di tempat berbahaya.

Dilema semacam ini terjadi di sekitar kita setiap hari. Di kantor, di
masyarakat, di dunia politik dan terutama dalam kehidupan demokrasi, pihak
minoritas harus dikorbankan demi kepentingan mayoritas. Tidak peduli betapa
bodoh dan cerobohnya pihak mayoritas tersebut.

Nyawa seorang anak yang memilih untuk tidak bermain bersama teman-temannya
di jalur KA yang berbahaya telah dikesampingkan. Dan bahkan mungkin kita
tidak akan menyesalkan kejadian tersebut.

Seorang teman yang men-forward cerita ini berpendapat bahwa dia tidak akan
mengubah arah laju kereta karena dia percaya anak-anak yang bermain di jalur
KA yang masih aktif sangat sadar bahwa jalur tersebut masih aktif. Akibatnya
mereka akan segera lari ketika mendengar suara kereta mendekat.

Jika arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka seorang anak
yang sedang bermain di jalur tersebut pasti akan tewas karena dia tidak
pernah berpikir bahwa kereta akan menuju jalur tersebut.

Disamping itu, alasan sebuah jalur KA dinonaktifkan kemungkinan karena jalur
tersebut sudah tidak aman. Bila arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak
aktif maka kita telah membahayakan nyawa seluruh penumpang di dalam kereta,
dan mungkin langkah yang telah ditempuh untuk menyelamatkan sekumpulan anak
dengan mengorbankan seorang anak, akan mengorbankan lagi ratusan nyawa
penumpang di kereta tersebut.

Kita harus sadar bahwa HIDUP penuh dengan keputusan sulit yang harus dibuat,
dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa sebuah keputusan yang cepat
tidak selalu menjadi keputusan yang benar.

"Ingatlah bahwa sesuatu yang benar tidak selalu populer dan sesuatu yang
populer tidak selalu benar."

Anda adalah sebuah VCD player


Anda adalah sebuah VCD player dengan banyak tombol. Dari tombol on/off
  sampai pengatur volume dan gambar.


  Di dalam keping VCD yang sudah diberikan Tuhan untuk Anda, sudah termuat
  berjuta-juta instruksi dan pesan-pesan magnetik panggilan kodrati, yang
  masing-masing instruksi itu terangkai menjadi satu kesatuan alur yang
  menghasilkan tontonan bagi orang lain. Bisa jadi tontonan yang Anda
  tunjukkan begitu menawan, bisa jadi menjadi tontonan yang mengharu-biru,
  atau bisa juga menjadi tontonan yang justru sangat kotor.


  Seandainya Anda adalah VCD player, maka ada banyak jenis VCD player yang
  maaf-maaf dengan pongahnya memamerkan segala kemampuan yang dimiliki.
  Dengan noraknya. Mulai dari kualitas gambar sampai suaranya yang
  menggelegar.


  Tetapi sejujurnya, manusia akan menikmati sebuah VCD selalu dengan 
  komposisi pengaturan suara, ketajaman gambar yang memang nyaman menurut ukurannya.
  Bukan dilihat dari gelegar-nya suara atau kecanggihan pengaturan gambar
  semata.


  Anda adalah komposisi dari pengaturan tombol-tombol perilaku Anda sendiri.
  Apa yang Anda persembahkan kepada penonton, adalah kombinasi harmoni dari
  pesan-pesan magnetik dalam keping hati dan otak VCD Anda, serta bagaimana
  komposisi volume, variasi gambar serta kualitas surround yang Anda
  persembahkan.

Please THINK about THE above STORIES !!!


  Sebuah cermin baru berfungsi kalau kita menghadapinya, bukan 
  memunggunginya.


  Ada dunia di dalam sebuah cermin. Dunia yang jujur dan selalu menuturkan
  kebenaran tanpa basa-basi. Kebenaran yang tidak pernah dimanipulasi.
  Kebenaran yang apa adanya.
  Bukankah cermin selalu melukiskan kenyataan yang ada dihadapannya? Adakah
  cermin yang membuat bayangan menjadi lebih indah atau lebih buruk?


  Berdirilah di muka cermin dan Anda akan melihat kebenaran di sana.
  Kebenaran tentang diri Anda sendiri. 
  Cermin akan selalu mengatakan apa adanya tentang keadaan rambut, mata,
  goresan alis dan lipstik atau cara dandan Anda pagi ini.


  Kadangkala bayangan dalam cermin memang membuat kita kecewa dan sakit. 
  Kejujuran dan kebenaran memang menyakitkan, seperti halnya sebuah kritik
  pedas yang menampar muka kita. 
  Tetapi kita tidak bisa menghilangkan dunia yang ada di dalam cermin, 
  seperti halnya dunia kritik yang jujur berdongeng tentang diri kita. 
  Oleh sebab itu kita tidak bisa lari dari dunia kebenaran itu. Yang harus
  kita lakukan adalah mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Bukankah sebuah cermin baru berfungsi kalau kita menghadap kepadanya? bukan memunggunginya?

  Kita harus siap untuk menerima masukan dan kritik dari dunia kebenaran,
  betapa pun menyakitkan itu.

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda FazaniDistributed by CahayaBiru.com
 
FaceBlog © Copyright 2009 Najid Al Ghozi | Blog saya yang lain Islam Bukan Teroris